Kehidupan adalah orkestra yang di pimpin oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Harmonisasi dan keseimbangan di jaga langsung oleh-Nya. Keseimbangan alam semesta ini terus menerus dilakukan agar tidak terjadi bencana. Tetapi manusia sebagai makhluk yang fana adanya kadang berbuat melampaui batas keseimbangan dalam hidupnya. Untuk menyeimbangkan hal itu manusia diminta belajar dari kesalahan-kesalahan masa lalu. Sebuah contoh ketika seseorang melempar batu ke tengah sebuah kolam yang permukaannya tenang dan datar. Akan timbul gelombang-gelombang yang bersumber di titik dimana batu itu terjatuh. Gelombang ini akan merambat ke tepi kemudian kembali tengah lagi. Berulang lagi sampai tercapai keseimbangan seperti semula. Semua sistem kehidupan memiliki keseimbangan tersendiri.
Pada ekosistem tanah dan hutan. Ada keseimbangan khusus yang merpakan kodrat alam yang tercipta untuk itu. Jalinan hubungan antara tanah dan pepohonan akan memberikan kehidupan-kehidupan baru di ekosistem tersebut. Keseimbangan hutan akan memiliki komunitas yang berlindung kepadanya. Variasi pohon dan binatang akan bermunculan dan terawat dengan sehat. Sumber mata air yang jernih, mengalir dengan deras. Sumber makanan untuk kehidupan berlimpah ruah. Apabila “batu” tangan manusia yang fana melampaui batas dan keseimbangan itu hilang. Maka ketika hutan-hutan di babat habis, pegunungan kehilangan pengait-pengait akar pohon-pohon. Tanah-tanah mulai bergerak karena beban alami gravitasi ke bawah. Pada momen akhir karena ketidak seimbangan tersebut terjadilah longsor. Fungsi pepohonan yang rimbun dan mengakar kuat akan menahan tanah-tanah tersebut dari gempuran air hujan. Sebuah pohon yang rimbun bisa menampung sampai 10ribu liter air pada akar-akarnya, bayangkan saja apabila hutan di babat habis. Air hujan langsung mengalir tanpa hambatan. Sudah hukum alam semesta, air akan mengalir menuju ke lokasi yang paling rendah. Kehadiran pepohonan di jalurnya akan menghambat laju pergerakan air yang berbahaya menjadi sumber kehidupan di sekelilingnya. Berbagai macam hewan akan punah dengan sendirinya. Seperti yang kita lihat dampaknya akhir-akhir ini.
Berkaca dari alam semesta. Tubuh manusia juga memiliki keseimbangan tersendiri. Sinyal-sinyal dimana tubuh menuju sakit akan timbul. Rasa lelah, pegal-pegal, ngantuk berlebihan akan timbul. Berarti keseimbangan fisiknya terganggu, kemudian karena akumulasi sinyal-sinyal ini tidak di indahkan. Terjadilah sakit pada tubuh manusia. Untuk mengembalikan fisik manusia kembali seimbang dibutuhkan penanganan yang tepat dengan kembali belajar pada alam. Hutan yang merupakan representasi dari kehidupan memiliki pepohonan, selain memberikan manfaat menjaga kestabilan tanah. Juga memberikan manfaat luar biasa pengobatan pada manusia. Seperti filosofi KUTUS KUTUS. Bersumber pada Akar, Batang, Daun dan Buah. Murni dari pepohonan, bebas dari segala bahan kimia dan minyak hewani. Bagai orkestra kehidupan kandungan Minyak Kutus Kutus dipuji oleh berbagai ahli herbal sebagai komposisi yang pas, unik dan seimbang. Aroma asli dan khas Nusantara dengan wangi yang muncul belakangan. Ketika bersentuhan dengan kulit tidak terasa panas, apabila kondisi tubuh kurang sehat, otomatis suhu tubuh akan naik dengan sendirinya. Setelah proses panas ini selesai tidak ada rasa dingin tiba-tiba seperti minyak angin. Semua mengalir sesuai proporsinya. Penyembuhan terjadi dengan nyaman dan menyenangkan.